Indonesia tanah air beta. Itulah sebutan yang diberikan penduduk Indonesia untuk tanah tumpah darah mereka, tanah air Indonesia. Dan dari sinilah,
perjuangan itu dimulai.(pribumi masuk)
perjuangan itu dimulai.(pribumi masuk)
Dari sebuah desa yang aman, damai, dan tentram. Dimana, kekeluargaan dan keramahan penduduknya sangatlah jelas terlihat
oleh mata. Mereka saling membantu dalam mengerjakan tugas-tugasnya, saling bertegur sapa satu sama lain, dan melontarkan senyum manis mereka kepada setiap orang yang ditemuinya. Tak lupa, suara canda anak-anak yang sedang bermain, semakin menambah kehangatan desa ini.
(pribumi tetap, belanda masuk)
Belanda. Segerombolan orang-orang itu datang. Entah apa yang mereka inginkan. Tapi, dalam hal ini mereka berjanji akan memajukan desa. Meski dengan ragu-ragu, warga dasapun menyambut mereka dengan senyuman. Mereka percaya, pembual tak akan selamanya menjadi pembual.(pribumi keluar, bu sum masuk)
Sambil berkeliling untuk melihat-lihat desa, orang-orang Belanda dan PMI bertemu dengan pemuka desa tersebut, Bu Sum. Kemudian, mereka menjelaskan maksud dari kedatangan Belanda ke desa itu. Sang pemuka desapun mempercayai janji Belanda yang akan memajukan desa tersebut. Dengan itu, Belanda semakin yakin untuk tinggal di desa tersebut.(bu sum keluar, pribumi masuk)
Detik demi detik, waktupun berlalu. Lambat laun orang Belanda semakin menyatu dengan warga desa. Mereka sangat ramah pada warga desa. Hal ini, membuat warga desa semakin percaya akan semua janji Belanda dan semakin yakin, bahwa Belanda bukanlah pembual. (pribumi keluar, belanda masuk dengan formasi, PMI melihat dari sudut)
Hingga pada suatu saat, Belanda membuang semua janjinya. Janji yang selama ini membutakan warga Indonesia. Janji yang mungkin bisa membuat pertumpahan darah di desa itu. Tak disangka, merah, putih dan birupun berkibar, menjulang tinggi ke langit biru. Menandakan kekuasaan Belanda di desa itu. Dari sinilah, PMI dan warga desa tau, bahwa anggapan mereka salah, tentang pembual tak akan selamanya menjadi pembual.
(belanda berjaga dengan dikap sempurna)
PMI seakan tak kuasa melihat kejadian itu. Mereka terpukul, kecewa dan menyesal. Namun, semua itu tiada arti. Nasi telah menjadi bubur.(Bu Sum + warga masuk)
PMI menemui Bu Sum dan warga, untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka karena telah percaya pada Belanda dan telah dibutakan oleh harta yang ditawarkan Belanda.(ada warga yang berseru “kalu begitu, mari kita satukan jiwa, kalahkan mereka)
Akhirnya, mereka menyatukan tekat dan semangat untuk melawan Belanda. Semangat yang mengalahkan apapun, DEMI INDONESIA TERCINTA. Semua warga dan PMI menyusun tak tik agar dapat merebut desa mereka kembali. Ini adalah puncak perjuangan mereka, dan awal dari kehidupan yang baru.
(pribumi bersiap)
Semua telah bersiap menempati tempat mereka masing-masing, sesuai dengan tak-tik yang telah mereka rencanakan sebelumnya. Lalu, waktu seakan terhenti begitu saja. (seseorang masuk) Entah apa itu, ada sesuatu yang membakar semangat Belanda dan juga warga desa untuk terus mempertahankan keinginan mereka masing-masing.
(seseorang itu keluar)
Seketika, api semangat Belanda dan warga desapun semakin membara. Sampai pada saat waktu kembali berputar, ada seorang warga yang memberi aba-aba untuk mulai berperang.
{rayap dada, rol. bela diri, menyobek bendera(slow motion sambil diiringi lagu)}
Akhirnya, walaupun dengan penuh perjuangan, sang merah putih telah berkibar dengan gagahnya menghiasi langit nan luas.
Aku cinta Indonesia!! :)